DEKADE,SANGKULIRANG – Gempa yang terjadi di Teluk Sangkulirang Kutai Timur (Kutim) satu abad lalu, menjadi perhatian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kutim.
Dengan menggandeng Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menggelar kegiatan Sekolah Lapang Gempa Bumi dan Tsunami (SLGBT) yang dipusatkan di Kecamatan Sangkulirang.
Deputi Bidang Geofisika Hanif Andi Nugraha memaparkan, jika wilayah Kutim pernah terjadi bencana 14 Mei 1921 dan bencana tersebut menjadi pengingat apabila kemungkinan terjadi Tsunami kedepannya.
“Pembelajaran di sekolah memperkuat kapasitas untuk mewujudkan masyarakat siaga terhadap tanggap darurat dan sebagai acuan keselamatan dalam penentuan bahaya gempa bumi dan tsunami,” ujarnya.
Sementara, Bupati Kutim Ardiansyah Sulaiman mengatakan, kegiatan SLGBT sangat penting untuk memperkuat kesiapsiagaan masyarakat terhadap gempa bumi maupun tsunami. Melalui kegiatan ini, dirinya berharap warga Sangkulirang bisa menjadikan pengalaman untuk mitigasi kebencanaan kedepannya.
“Saya harap masyarakat tanggap terhadap bencana, terima kasih kepada BMKG yang telah memberikan pengalaman terhadap sekolah-sekolah dan memberikan pencerahan terkait gempa baik geografinya, meteorologi, maupun kualitas udara,” katanya.
Kegiatan ini juga diharapkan bisa meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang tanggap terhadap bencana. Sehingga, kedepannya sudah siap mengambil sikap dan keputusan terhadap datangnya bencana.
Dalam memitigasi bencana dengan baik, Ardiansyah mengajak 55 peserta melalui gerakan tas siap siaga gempa bumi dan tsunami, agar warga masyarakat Kutim siap siaga terhadap bencana.
“Saya meminta seluruh keluarga menyiapkan tas siap siaga gempa bumi dan tsunami di rumah masing-masing. Tas kita miliki di rumah dapat dilengkapi dengan peralatan yang berguna untuk kemudian dapat menjadi tas siaga. Lengkapi tas siaga dengan perlengkapan kedaruratan secukupnya,” ajaknya di Aula Kantor Camat Sangkulirang, beberapa waktu lalu. (mil/adv)